Nama : Marie-Louise C.W.
NIM : 141214047
PERKEMBANGAN DAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
OLEH MAHASISWA DI ERA GLOBALISASI
Perkembangan
zaman telah mempengaruhi bangsa Indonesia dalam berbagai aspek. Salah satu
aspek tersebut adalah aspek kebahasaan. Banyak kata serapan dari bahasa asing
yang masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sebagai contoh adalah kata percentage dalam bahasa Inggris menjadi
‘persentase’ yang berarti bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen.
Contoh lainnya adalah kata repertoire dalam
bahasa Belanda menjadi kata ‘repertoar’ yang berarti persediaan nyanyian,
lakon, opera, yang dimiliki seseorang atau suatu kelompok seni yang siap untuk
dimainkan.
Banyak kata serapan yang baru masuk
ke dalam KBBI. Contohnya seperti kata ‘ekspektasi’ yang berasal dari bahasa
Inggris expectation yang artinya
harapan dan kata ‘elektabilitas’ yang berarti keterpilihan. Kata-kata baru yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia ini disebabkan oleh penggunaan internet
secara mendunia dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional
sebagai pengantar situs-situs terkenal seperti Kaskus dan 9GAG.
Para pengguna internet mendapat
pengetahuan tentang bahasa asing yang sering mereka baca saat mereka
mengunjungi situs yang menggunakan bahasa asing. Tak jarang banyak kata serapan
baru yang bahkan belum masuk ke dalam KBBI yang sering diucapkan dan digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kita juga mencampuradukkan bahasa asing
tersebut dengan bahasa Indonesia seperti kata ‘men-download’ dan ‘meng-upload.’ Dalam
bahasa Indonesia yang baku, kedua kata tersebut seharusnya ‘mengunduh’ dan
‘mengunggah’.
Mahasiswa adalah sebagian dari
pengguna internet yang juga sering mencampur-adukkan bahasa asing dengan bahasa
Indonesia seperti contoh di atas. Apalagi dengen penggunaan sosial media yang
sedang tren dewasa ini. Terkadang mereka juga mencampur-adukkan bahasa asing
dengan bahasa lisan yang digunakan sehari-hari, sedangkan bahasa lisan yang
digunakan seringkali merupakan bahasa daerah masing-masing. Hal semacam ini
mungkin dapat dimaklumi karena media sosial yang dimiliki tiap pribadi adalah
sektor nonformal. Apa yang terjadi jika hal semacam ini ditemukan di sektor
formal seperti pembuatan makalah dan karya ilmiah lainnya?
Kesalahan penulisan dan pemilihan
kata atau diksi banyak ditemukan di tiap pembuatan makalah atau karya ilmiah
lainnya yang dilakukan oleh mahasiswa. Banyak yang masih tidak bisa membedakan
penulisan ‘di’ sebagai kata depan dan ‘di-‘ sebagai imbuhan. Ada yang
menggunakan singkatan-singkatan dalam berkirim pesan singkat (SMS) seperti
‘yg’, ‘utk’, ‘skrg’, ‘jg’, ‘dpt’, dan sebagainya. Banyak pula yang masih salah
memilih kata yang tepat dalam sebuah kalimat sehingga menimbulkan makna ganda
(ambigu). Ada pula kesalahan dalam penulisan huruf kapital dan pemakaian tanda
baca sehingga menimbulkan ketidakjelasan dalam satu kalimat. Dan masih banyak
lagi kesalahan yang dipengaruhi oleh penggunaan internet terutama sosial media.
Kesalahan yang kelihatannya sepele
ini ternyata fatal dan sepertinya hal ini harus menjadi refleksi kita bersama untuk
lebih menghargai bahasa Indonesia. Dunia akan terus berkembang, begitu juga
dengan bahasa Indonesia. Banyak kata serapan baru yang akan masuk ke dalam KBBI
akibat seringnya penggunaan bahasa asing secara lisan maupun tertulis.
Mahasiswa yang hendak membuat makalah atau karya ilmiah lainnya sebaiknya
memeriksa kembali apa yang sudah dikerjakan. Setidaknya, agar kesalahan yang
dibuat tidak terlalu banyak dan fatal. Menggunakan bahasa Indonesia baku, baik,
dan benar memang sedikit rumit, tetapi hal ini sangat penting dipelajari agar
kita sebagai orang Indonesia bisa membawa bahasa Indonesia ke hadapan dunia
sebagai bahasa yang kita banggakan dan sebagai identitas orang Indonesia yang
ramah serta berbudi luhur.
No comments:
Post a Comment