Waktu itu, aku belum lahir, bahkan orang tuaku belum menikah, tetapi aku tahu Bapak jadi juara di Sayembara Kincir Emas Radio Nederland tahun 1989. Judul cerpennya "Paradoks Kilas Balik".
Beliau gemar menulis, sama seperti anak sulungnya ini. Tapi karena tulisannya yang terlalu sulit dicerna untukku waktu itu, aku belum pernah membacanya.
Pernah beliau kembali ikut lomba cerpen saat aku kuliah. Beliau menitipkan naskahnya padaku, tapi tidak kubaca juga. Aku tahu, saat itu, aku tidak akan paham tulisannya.
Selepas kepergiannya September lalu, barulah aku menemukan buku yang memuat cerpennya di perpustakaan kampusku. Kubaca cerpen tersebut, berulang-ulang tiap kalimatnya. Sulit dimengerti pada awalnya, tetapi sebenarnya sederhana. Banyak diksi yang tidak kupahami, tetapi bisa aku rasakan betapa beliau sangat kaya akan kosakata. Sayang sekali, setahun terakhir aku tidak bisa mengobrol banyak dengannya karena sakitnya mengambil semua kekayaan kosakata itu.
Aku yakin beliau sudah melakukan yang terbaik. 😇
No comments:
Post a Comment